“ Hal Hal Paling
Menakutkan Yang Harus Saya Hadapi di Masa Depan “
#WorthyStory
Saya adalah Muslimah 29 tahun,
ibu satu anak, dan seorang pegawai swasta sebuah E-commerce yang berkantor di
Jakarta. Mungkin tidak ada yang istimewa pada saya karena secara kasat mata
tidak jauh berbeda dengan wanita lainnya. Hanya saja proses hidup yang membuat
jadi tidak biasa. Sejak 2012 saya menjalani hidup sebagai Single parent, dan
dulu ketika masih single atau ketika muda belia saya fikir hal yang paling saya
takutkan terjadi dalam hidup saya sebagai perempuan adalah jika terpaksa
menjadi single parent bagi anak saya kelak. Dan ternyata ketakutan tersebut
menjadi nyata di tahun 2012 setelah pasangan saya memutuskan untuk pergi. Saya
tetap menjalani hidup dengan anak saya hingga sekarang Alhamdulillah kami bisa
melewati 5 tahun kami.
Saat ini jika berfikir tentang ‘
hal hal paling menakutkan yang harus saya hadapi di masa depan ‘ sebenarnya
tidak ada hal yang menakutkan lagi bagi saya setelah menjadi single parent.
Namun, memang ada hal hal yang saya pikir tidak mudah untuk dihadapi di masa
depan saya seperti:
-
Masa Depan anak saya
Hal yang cukup menguras fikiran
karena sebagai orang tua saya merasa tidak seharusnya memaksakan ego saya
karena anak juga punya hak untuk menentukan pilihan apa yang ingin dia ambil
untuk hidupnya. Dimana dia akan mengenyam pendidikannya, bagaimana dia
mengembangkan minat dan bakatnya, kapan dia akan memulai step berikutnya dalam
hidup, dan jika suatu waktu dia akan pergi jauh dari saya, anak saya lelaki
jadi timbul kekhawatiran bahwa semakin besar dia dan mengenal dunianya sendiri
tidak menutup kemungkinan dia akan menjadi lebih mandiri dan bisa tanpa ibunya.
-
Kesendirian
Sebenarnya sudah cukup terbiasa
dengan kesendirian yang lebih sering saya sebut dengan ‘kemandirian’ karena
memang sejak remaja memutuskan untuk tidak berpacaran. Dan ketika memiliki anak
pun saya berperan sebagai orang tua tunggal. Dan baru menyadari bahwa semakin
besar anak saya maka semakin mungkin pergi dari saya dan pada akhirnya saya
sendiri dan saat itulah merasa bahwa kesendirian di usia yang semakin menua ini
membuat saya seperti ada yang kurang dalam hidup. Beberapa sahabat dan kerabat
telah menyarankan untuk mencari pendamping hidup kembali, namun saya merasa hal
tersebut tidak semudah membalikkan tangan. Beberapa tahun lalu saya sempat
merasa khawatir akan hal tersebut, khawatir bila saya tidak akan mendapatkan
pendamping lagi. Namun, sekarang meski masih ada perasaan khawatir, saya sudah
lebih ikhlas dan lebih dapat legowo akan apapun keputusan Tuhan nantinya.
Mencoba untuk meyakinkan diri sendiri bahwa masih banyak hal lain yang dapat
saya kerjakan jika memang harus ‘sendiri’.
-
Kematian yang buruk
Hal yang ingin saya hindari dalam
hidup adalah su’ul khotimah atau mati dalam keadaan buruk. Bagaimanapun keadaan
selama hidup saya selalu berharap agar dapat mati atau menghadap Tuhan dalam
keadaan baik. Baik keadaan matinya, sebab kematiannya, dan meninggalkan nama
yang baik pula untuk yang ditinggalkan. Begitu pula dengan anak saya karena
anak saya adalah tanggung jawab saya. Saya selalu berharap bahwa anak sayapun
dapat memiliki kehidupan yang baik dan khusnul khotimah atau menghadapi akhir
hidupnya dengan baik.
Saya fikir itulah 3 hal yang
terkadang saya khawatirkan dalam hidup saya. Selain itu saya rasa adalah hal
yang biasa dalam hidup. Tidak perlu takut untuk menjalani hidup selama masih
ada Tuhan, masih ada Sahabat, masih ada Anak / keluarga, masih ada kepercayaan
terhadap orang lain.
No comments:
Post a Comment